Pada zaman dahulu kala di sebuah kota, ada seorang anak perempuan yang cantik dan baik serta tulus hatinya yang bernama Cinderella. Ia tinggal bersama ibu tiri dengan kedua kakak tirinya, mereka selalu berbuat jahat dan bertidak semena-mena kepada Cinderella. Cinderella selalu disuruh melakukan semua pekerjaan rumah, dibentak dan dimarahi oleh kedua kakak serta ibu tirinya. Setiap harinya Cinderella hanya diberi jatah makan satu kali oleh mereka. Bahkan mereka memanggilnya Cinderella yang mempunyai arti gadis yang penuh debu dan sangat kotor. Akan tetapi walau mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, Cinderella mempunyai hati yang bersih. Dia tidak pernah membalas perlakuan jahat kakak dan ibu tirinya dengan kejahatan pula. Sebaliknya, Cinderella dengan tulus selalu menerima perlakuan itu dan mengerjakan semuanya dengan lapang dada dan tidak pernah mengeluh apalagi niat membalas perbuatan mereka.Pada suatu hari, Istana Kerajaan di kota tersebut akan mengadakan sebuah pesta besar. Para pengawal kerajaan ditugaskan untuk menyebarkan surat undangan pesta tersebut. Keluarga Cinderella pun mendapat undangan tersebut. ibu dan kakak tiri Cinderella pun begitu amat senang. Bahkan mereka berencana untuk berdandan sesempurna mungkin dengan harapan siapa tau pangeran kerajaan itu tertarik dan jatuh cinta dengan mereka, sehingga mereka bisa menjadi putri Raja. Wah senangnya, ayo kita dandan secantik – cantiknya. Kalau aku bisa jadi putri, tentu ibu juga akan senang dan bahagia , kata salah satu kakak tiri Cinderella kepada sang ibu tiri. Mendengar hal itu, Cinderella rupanya tertarik untuk hadir ke pesta itu. Namun ketika dia berkata kepada ibu tiri dan kedua kakaknya bahwa dia mau ikut, Cinderella malah dimarahi. “Kamu tidak boleh ikut!!” Kata kakak tiri Cinderella. Jika kamu ikut, mau pakai busana apa kamu ? Baju kamu jelek semua, badanmu pun kotor, baumu tidak enak, bisa kacau semua nanti pestanya. Lanjut kakak tiri cinderela dengan penuh amarah. Begitu sedihnya Cinderella mendengar hal ini. Tidak lama kemudian berangkatlah ibu tiri dan kedua kakak tiri Cinderella ke istana dan dengan tidak lupa menghina Cinderella terlebih dahulu sebelum berangkat. Hal ini membuat Cinderella bertambah sedih hingga menangis. Dia kemudian masuk ke kamar nya dan menangis tersedu – sedu.
Ketika Cinderella sedang menangis tersedu – sedu di dalam kamarnya, tiba – tiba terdengar suara yang membuat tangisanya berhenti sejenak : “Cinderella, berhentilah menangis.” . Cinderella pun menjadi kaget. Dia mencari asal suara itu. Kemudian dia menemukan bahwa ternyata yang berbicara adalah seorang peri. Peri tersebut tersenyum dengan sangat ramah dan baik hati. Peri itu kemudian berkata : “jangan menangis Cinderella, hapuslah air matamu. Bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal ke kebun labu di halaman belakang rumah.” . Cinderella pun kemudian berhenti menangis dan menyeka air matanya lalu menuruti kata dari peri yang baik hati ini.
Setelah sampai di kebun labu belakang rumah, ibu peri mengayunkan tongkat sihirnya sambil berkata “bim salabim”, lalu terjadilah keajaiban yang tak terduga, 4 ekor tikus itu berubah menjadi empat ekor kuda putih, serta 2 kadal itu berubah menjadi dua orang sais (pengemudi kereta kuda). Ibu peri pun mengubah Cinderella menjadi putri yang cantik dengan gaun yang sangat indah dengan sepatu kaca yang sangat mengkilat. Begitu senang nya hati Cinderella sehingga dia menari dengan riang. Sang ibu peri pun berkata kepada Cinderella, “berangkatlah ke pesta di istana, Cinderella. Namun pulanglah sebelum jam 12 malam yang ditandai dengan lonceng pukul dua belas malam. Dikarenakan pengaruh sihir ini akan hilang setelah pukul 12 malam dan semuanya akan kembali seperti semula.” “iya ibu peri, terima kasih banyak atas bantuan ibu peri.” Jawab Cinderella dengan riang gembira.
Kemudian Cinderella berangkat dengan kereta kudanya untuk menuju pesta di istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana tempat pesta berlangsung. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderella. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. “Cantiknya putri itu! Putri dari negara mana ya ?” Tanya mereka. Tak hanya itu, pangeran istana pun ikut terkagum – kagum dengan Cinderella. Sang Pangeran datang menghampiri Cinderella. “Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?” katanya. “Dengan senang hati Pangeran!,” kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
Pangeran yang terkejut dengan peristiwa larinya Cinderella pun tidak tinggal diam. Pangeran berusaha mengejar Cinderella, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, pangeran menemukan ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderella. Pangeran pun memungut sepatu itu. “Aku akan mencarimu, dan pasti bisa kutemukan dirimu” kata pangeran dalam hati.
Meskipun Cinderella kembali menjadi gadis yang kotor dan penuh debu, Cinderella bahagia karena bisa pergi ke pesta. Besok harinya, setelah pesta itu, pangeran memerintahkan para pengawal untuk mencari pemilik sepatu kaca yang dia temukan. Para pengawal yang dikirim Pangeran pun datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderella. “Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini,” kata para pengawal. Dengan penuh semangat, kedua kakak Cinderella mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Namun mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai kaki mereka menjadi lecet penuh luka namun tetap tidak bisa masuk kedalam sepatu kaca.
Pada saat pengawal akan pergi dari rumah Cinderella, ternyata ada seorang pengawal yang melihat Cinderella. “Hai kamu, cobalah sepatu ini,” katanya. Mendengar hal ini Ibu tiri Cinderela menjadi marah,” tidak akan cocok dengan anak ini!”. Namun pengawal kerajaan tetap memerintahkan Cinderella untuk tetap mencobanya. “semua tetap memperoleh kesempatan untuk mencoba tanpa kecuali!!” kata pengawal kerajaan itu. Kemudian Cinderella menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. “Ah! Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. “Cinderella, selamat..,” Cinderela menoleh ke belakang, ternyata ibu peri sudah berdiri di belakangnya. “Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Bim salabim!.,” kata ibu peri yang baik hati ini. Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai gaun pengantin. “Pengaruh sihir ini tidak akan sirna walau jam berdentang dua belas kali”, kata sang peri. Cinderella diantar oleh tikus-tikus dan burung yang selama ini menjadi temannya.
Sesampainya d Istana, Pangeran menyambutnya sambil tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderella menikah dengan Pangeran dan hidup Berbahagia untuk selamanya. Melihat hal ini membuat kakak-kakak tiri dan ibu tiri Cinderella bersikap baik dengan Putri Cinderella karena dia sekarang sang putri yang cantik. Ternyata Cinderella yang sudah menjadi putri ini sama sekali tidak menyimpan dendam dengan kakak-kakaknya dan ibu tirinya, bahkan Cinderella mau menerima dan memaafkan mereka walaupun sering disakiti. Begitulah, akhir kisah dari putri cinderella yang mengajarkan kita agar jangan mengeluh terhadap pekerjaan yang diberikan, tetap sabar menerima cobaan dan pasti akan ada hasil yang memuaskan pada akhirnya. Terima kasih.

No comments:
Post a Comment